Review film "INTERSTELLAR"



Review film “Interstellar”

Assalamualaikum kawaan!!
Bonjour,  dabroye utra, buongiorno, buenos dias, ohayooooo^^

Bertemu kembali…
Kali ini gue nggak akan posting cerpen seperti biasa. Kali ini gue akan mereview film yang baru saja gue tonton untuk ke dua kalinya. Ya, interstellar!!!!!

Jadi, apa kalian udah pernah denger sebelumnya tentang interstellar? Belum? Serius beluuum? Oke, gue saranin abis baca ini langsung ke toko kaset dah cepet-cepet. Buru interstellar, dan siapin makanan sebakul buat nonton karena durasi film ini hampir tiga jam. What a long one.

Tapi kalian nggak bakal ngerasa bosen atau ngantuk selama film ini berlangsung. Karena… this is an amazing film that I ever know. Film ini akan membuat kalian breathless alias sesek napas, tahan kedip dan laper. I’m totally serious bro! Oh iya tulisan ini mengandung spoiler, jadi bagi yang belum menonton jangan baca sampai habis ya J


Oke, mulai ke sinopsis.
Film ini dimulai ketika suasana bumi sudah kacau. Panas yang tak terkira, hujan yang tak pernah turun, badai pasir yang sering melanda, dan yang terparah stok makanan terus menerus berkurang karena tanah seperti tak mau lagi berkompromi untuk ditanam.

Bumi diceritakan sudah berumur cukup tua yang mereka bilang hampir mendekati kehancuran. Pada zaman itu, teknisi dan para insinyur tidak lagi dibutuhkan. Yang mereka butuhkan hanyalah seorang petani untuk menghasilkan stok makanan yang makin lama makin terkikis.

Tokoh utamaCooper (Matthew Mcconaughey), memiliki dua orang anakTom yang berusia remaja dan Murph yang berumur 10 tahun. Cooper adalah seorang insinyur dan mantan pilot NASA. Ia ikut merasakan kegundahan yang dirasakan sebagian besar masyarakatya, kehabisan stok makanan, dan akhirnya Cooper pun beralih profesi menjadi petani.

Murphanak kedua Cooper, tiba-tiba merasa bahwa di rumah mereka terdapat hantu yang selalu menjatuhkan buku-buku dari rak yang berada di kamarnya. Tapi Murph sebenarnya tak yakin bahwa itu adalah hantu, ia lebih merasa bahwa “hantu” itu adalah seseorang yang coba berkomunikasi dengannya.


Pada saat badai pasir menerjang, “hantu” itu kembali mengirim pesan padanya. Cooper menerjemahkan pesan itu sebagai gravitasi dan merujuk ke angka biner yang menghasilkan suatu titik koordinat. Hari itu juga Cooper langsung menuju ke tempat yang telah dikirim oleh sang “hantu” bersama dengan Murph.
Cooper tak menyangka bahwa ia dan putrinya dibawa ke tempat paling rahasia di Dunia. Ya, pangkalan NASA. Dimana NASA ternyata masih beroperasi walau tak lagi dibiayai penuh oleh negara. Professor Brandpemimpin NASA kala itu sedang merancang misi terakhirnya untuk menjelajah angkasa. Misi itu adalah Endurance, misi untuk mencari planet layak huni karena bumi tak lagi mampu menopang kehidupan.

Cooper yang notabene adalah mantan pilot NASA dinilai Professor Brand sebagai orang yang paling tepat untuk memimpin misi terakhir ini. Disitu Prof. Brand juga menjelaskan tentang misi Endurance ini yang mempunyai dua rencana. Plan A (rencana A) ialah kembali dan selamatkan orang bumi dengan menemukan planet layak huni. Plan B (rencana B) ialah membentuk koloni baru di planet baru jika tidak memungkinkan untuk kembali.


Murph sangat marah ketika mendengar ayahnya akan mengikuti misi Prof. Brand.
Cooper berusaha menjelaskan kepada putrinya bahwa dia akan kembali, mungkin suatu saat, ketika umur mereka sama. Cooper memberikan Murph sebuah jam tangan untuk menghitung selisih perbedaan waktu saat ia kembali tapi Murph malah melempar jam itu.

Saat itu Murph mencoba mengatakan pada Cooper bahwa hantu itu kembali mengirim kode morse lewat buku-buku yang berjatuhan yang berarti Stay (tetaplah, jgn pergi). Murph mengartikan itu sebagai pertanda bahwa Cooper harus tetap tinggal bersamanya, tak boleh pergi.
Tapi Cooper tetap memilih untuk pergitanpa seizin Murph.


Cooper akhirnya menjalankan misi Endurance bersama tiga astronot lain, Amelia Brand (Anne Hathaway), Doyle (Wes Bentley) dan Rommily (David Gyasi) dan dua orang robot bernama CASE dan TARS. Mereka menjelajah melewati lubang cacing yang tiba-tiba berada di dekat Saturnus.

Disini efek visual mulai terasa, keindahan planet dan pesona wormhole yang masih sebatas imajinasi tampak bener-bener mateng. Ya, istilah wormhole memang masih jadi perdebatan oleh beberapa peneliti. Ada yang bilang wormhole itu adalah hal yang mustahil tapi ada yang mengatakan tidak. Wallahu ‘alam.


Back.
Cooper akhirnya sampai di galaksi lain. Dan berdasarkan data Professor Brand ada tiga planet layak huni yang masih memancarkan sinyal dari misi sebelumnya—Lazarus. Planet itu ialah Miller, Mann dan Edmunds.
Mereka akhirnya memutuskan untuk ke planet Miller dulu—karena jarak yang cukup dekat. Sayangnya planet Miller mengorbit di sekitar Gargantua (sebuah lubah hitam besar). Satu jam di planet Miller berarti 7 tahun di bumi.
Setelah sampai, planet Miller ternyata hanya mengandung air. Ketinggian air itu hanya setengah meter tetapi ombaknya berkali-kali lipat tingginya. Pesawat mereka kemasukan air akibat tersapu ombak karena Dr. Amelia Brand berusaha untuk mengambil data dari pendaratan sebelumnya. Sayang, Domley terbawa ombak karena terlambat masuk ke pesawat. Dan mereka harus menghabiskan waktu 1 jam untuk mengeringkan kembali sebelum ombak kedua datang.


Cooper dan Dr.Brand kembali ke pesawat utama—Endurance. Mereka menemui Rommily yang memilih tinggal di Endurance sudah berumur 23 tahun lebih tua.

Disitu Cooper mendapat banyak pesan dari bumi selama 23 tahun. Salah satunya ialah Murph—anak perempuannya yang berumur 10 tahun kini sudah berusia sama dengan Cooper. Murph menagih janji Cooper untuk kembali. Tapi ia sendiri tau, mungkin pesan itu hanya melayang-layang di udara tanpa kepastian.


Perjalanan mereka pun dilanjutkan ke planet kedua—Miller. Sebelumnya terjadi perdebatan antara mau ke planet Mann dulu atau ke planet Edmunds. Dr. Brand yang ternyata mencintai Edmunds memilih untuk ke planet Edmunds karena data yang lebih menjanjikan dan juga cinta. Tapi menurut Cooper, planet Mann dinilai lebih potensial karena penjelajahnya sendiri—Dr. Mann adalah orang terbaik dalam misi sebelumnya. Dan mereka pun akhirnya memilih Mann.

Dr. Mann memang selamat dalam pendaratannya. Ditemui Cooper ia sedang tidur panjang karena pasrah dan kehabisan stok makanan. Mann begitu senang, seperti baru bertemu orang dalam hidupnya.
Saat itu Murph mengirim pesan yang menyatakan bahwa Professor Brand—ayah Dr. Amelia Brand baru saja meninggal. Murph juga menyampaikan kata terakhir Prof. Brand bahwa Plan A itu sebenarnya tidak ada. Murph berkeyakinan bahwa ayahnya—Cooper itu jahat karena telah meninggalkannya di bumi untuk melaksanakan Plan B yaitu membentuk koloni baru di luar bumi. Luntur sudah kepercayaan Murph bahwa ayahnya akan kembali.


Cooper dan Dr.Brand sangat terpukul mendengarnya. Dr.Mann menjelaskan memang sejak dulu Prof.Brand tak pernah yakin akan Plan A, ia berbohong pada anaknya sendiri dan pada Cooper. Karena persamaan Plan A Prof. Brand masih berupa setengah data, dan akan berhasil jika seseorang masuk ke lubang hitam dan melengkapi setengah data itu dan barulah manusia bisa bermigrasi ke bumi lain.

Cooper terpukul dan meminta izin untuk kembali ke Bumi. Awalnya semua menyetujui sampai ternyata Dr. Mann lah sang pengkhianat kelas kakap. Entah kenapa emosi gue tersulut banget pas disini. But, it’s just film, bro!

Disini adegan perkelahian antara Mann dan Cooper terjadi. Dr. Mann berusaha membunuh Cooper dengan memecahkan kaca helm Cooper dan disini Dr. Mann mengaku ia ingin Cooper merasakan apa yang ia rasakan sebelumnya—sendirian di planet asing. Dan Mann juga mengaku kalau ia berbohong atas semua data yang dikirim ke bumi atas kelayakan planet temuannya. Kenyataannya tidaklah begitu. Ia mengirim sinyal supaya seseorang datang menyelamatkannya bukan karena planetnya layak ditinggali. Ironis memang, tapi insting untuk bertahan hidup yang membuatnya demikian.

Romilly akhirnya tewas akibat ledakan bom yang dipasang Mann. Dan Dr. Brand menyelamatkan Cooper yang hampir kehabisan oksigen karena kaca helmnya pecah. Mann kabur dengan pesawat lamanya menuju ke pesawat utama—Endurance. Cooper dan Dr. Brand mengejar Mann yang semakin mendekati Endurance dan berusaha mengambil alih, dengan begitu Cooper dan Dr. Brand tidak bisa kabur kemana-mana.

Naas dan sekaligus seneng, Endurance yang berusaha diambil alih Mann akhirnya meledak karena tekanan udara yang menipis. Endurance jatuh memutar-mutar dan saat itu Cooper tetap mencoba merapat ke Endurance walau dengan resiko tinggi. Pesawat Cooper mengikuti pergerakan Endurance yang semakin berputar cepat, tapi akhirnya mereka selamat dan berhasil menyalakan mesin Endurance untuk keluar dari orbit Mann. Horeeee…


Sekarang tinggalah Cooper dan Dr. Amelia Brand saja. Keputusan Cooper untuk kembali ke bumi tidak jadi karena persediaan bahan bakar yang tidak cukup. Mereka memutuskan melanjutkan misi untuk terbang ke planet terakhir—Edmunds. Untuk menghemat bahan bakar, Cooper memutuskan untuk melewati Gargantua (lubang hitam raksasa) walau dengan resiko karena tarikan gravitasinya yang sangat-sangat besar. Bahkan cahayapun nggak bisa lolos kalau udah berada di horizon blackhole.

Kisah yang mengharukan terjadi.
Cooper memutuskan untuk melepas TARS—robot pendampingnya untuk mengurangi beban berat akibat harus melewati Gargantua. Dan tanpa sepengetahuan Dr.Brand, Cooper pun ikut melepaskan diri, ia menjatuhkan sendiri pesawatnya ke lubang hitam supaya Dr.Brand bisa sampai ke planet Edmunds tanpa beban yang berat.


Disini efek visual terpancar indah dari lubang hitam yang baru pertama kali gue lihat. Ya, walaupun kedengerennya serem karena berdasarkan fakta yang gue baca jika manusia masuk ke lubang hitam dia akan memanjang kayak mie/spaghetti. Hiii serem banget kan.

Tapi si Cooper nggak kayak gitu. Cooper cuma jatuh dengan kecepatan yang makin lama makin cepet. Sistem komputernya mati dan akhirnya pesawatnya kebakar akibat bergesekan dengan partikel di lubang hitam itu. Cooper pun terjun bebas tanpa pengaman satupun, dan terdampar di sebuah tempat yang bernama Tesseract.


Tesseract adalah ruang 5 dimensi yang berada di lubang hitam (ini cuma khayalan loh, karena belum ada yang pernah membuktikannya secara ilmiah) . Di tesseract, waktu adalah dimensi yang terpisah. Jadi kita bisa mengunjungi saat-saat yang kita mau, misalnya masa lalu. Tesseract memperbolehkan Cooper untuk berinteraksi Murph kecil dengan gravitasi. Cooper bisa melihat putri kecilnya kembali di berbagai periode waktu dan juga di saat-saat ketika ia memutuskan pergi.

Cooper menjatuhkan buku di rak kamar Murph yang membatasi dirinya di Tesseract. Ia mengirim semacam kode morse berupa kata “STAY” supaya Murph kecil bisa membuat dirinya di masa lalu tidak pergi dengan misi NASA. Tapi sayang Murph tidak berhasil. Cooper pun mengirim titik koordinat NASA melalui TARS—robot yang ikut masuk ke lubang hitam bersamanya.

Dan di saat itu Cooper sadar bahwa dialah yang sebenarnya “hantu” Murph. Cooper yang mencoba mengirim sinyal lewat kamar Murph untuk mengubah masa lalunya. Tapi perkataan TARS  ‘kita dikirim kesini bukan untuk memperbaiki masa lalu’ membuat Cooper sadar, ia tidak bisa menyalahi. Dirinya sendirilah yang membawanya kesini dan menyebabkan semua terjadi.


Cooper lalu teringat akan persamaan Professor Brand yang membutuhkan data di dalam lubang hitam supaya manusia bisa bermigrasi. TARS sudah berhasil mendapatkan data itu dan sekarang tinggal bagaimana data itu bisa diterima oleh masyarakat bumi.

Jam tangan. Cooper teringat pada jam tangan yang pernah ia beri pada Murph. Ia yakin, karena ia pernah memberikan padanya. Cooper yakin Murph akan mengerti. TARS pun menerjemahkan data itu dalam rangkaian kode morse yang Cooper kirim lewat jam tangan Murph.

Setelah itu, Tesseract yang tadinya berupa garis-garis seperti kubus berubah bentuk seperti mengubah sesuatu. Cooper yakin data yang kirimnya pada Murph akan berhasil. Dan Cooper mengatakan pada TARS bahwa Tesseract ini adalah buatan manusia, mungkin bukan manusia di masanya tapi manusia ribuan tahun di masa depan, saat manusia telah berevolusi ke titik dimana mereka mampu memanfaatkan energi secara maksimal dan memiliki akses untuk seluruh semesta.


Entah bagaimana gue pun nggak ngerti, Cooper akhirnya terlempar di dekat orbit Saturnus dan diselamatkan NASA yang saat itu telah berhasil karena data yang dikirim Cooper telah berhasil sampai dan diselesaikan secara sempurna oleh Murph. Manusia saat itu telah bermigrasi dari bumi dan tinggal di Stasiun yang tak terikat dengan gravitasi.

Cooper pun akhirnya bertemu kembali dengan Murph yang saat itu berusia sekitar 80 tahun. Dan Cooper menurut perhitungan bumi sudah menginjak 124 tahun tapi wajahnya tetap seperti 40 tahunan. Saat itu Murph hendak menemui ajalnya, dan sebelum pergi Murph meminta Cooper menemui Dr. Brand yang mungkin sendirian, dan bersiap untuk tidur panjang di Planet Edmunds.

Di akhir cerita Cooper mencuri satu pesawat NASA untuk menemui Dr. Brand.

Selesai


Gimana, makin penasaran? Atau malah bingung dengan rumus fisika yang bertebaran selama film berlangsung. Gue sendiri bingung, ya karena gue sendiri bukan anak IPA. Gue SMK akuntansi yang tertarik dengan ilmu astronomi.

Walau begitu bukan berarti kita nggak bisa ngerti ya tentang teori-teori Einstein atau penjelasan fisika yang lain. Sekarang banyak kok penjelasan-penjelasan yang diposting di blog-blog yang menurut gue lebih praktis dari pada penjelasan di buku.

Oh iya gue juga minta maaf jika penjelasan diatas kurang sesuai dengan apa yang kalian bayangkan. Disini gue hanya penikmat bukan sang sutradara. Nikmatilah, inilah science fiction, mungkin ada yang bertentangan dengan fakta yang sebenarnya tentang teori-teori fisika atau yang lainnya tapi menurut gue inilah the incredible film yang pernah gue tonton.


“Science is not a subject you took in school. It’s life, we’re wrapped by it, in it, with it. And one’s science literacy should never be viewed as disposable dimension of ones mind – not in this, the 21st century.” – Neil Degrasse Tyson


Oke selamat menonton!!!!
Happy watching^_^

Komentar

Postingan Populer